Jumat, 07 Mei 2010

Hidupkan Malam-mu dengan Ibadah


Sesungguhnya ibadah di waktu malam akan sangat membekas dan akan lebih teguh ucapannya Surat Al Muzzammil ayat 6.


Bagi sebagian besar orang ”malam” merupakan waktu untuk tidur dan beristirahat.
Mereka telah menarik diri dari pergaulan sosial dan pekerjaannya, lantas masuk ke dalam lapis kehidupan pribadinya yang sedikit banyak bersifat rahasia bagi orang lain. Jika seseorang tidak beristirahat di waktu malam, menandakan demikian pentingnya sesuatu itu atau besarnya tekad yang dipunyai Artinya apapun yang dilakukan seseorang di malam hari akan menegaskan urgensinya ataupun menegaskan warna dasar kepribadian orang tersebut, baik warna yang jahat maupun warna baiknya. Sebaliknya seseorang tanpa aktivitas signifikan di malam hari akan hanya biasa-biasa saja alias kehidupannya nyaris tanpa renungan mendalam tanpa sikap yang prinsipil tanpa tekad kuat dan tanpa penegasan warna kepribadiannya.


Al-Qurâan surat Al Muzzammil ayat 6 secara tegas menerangkan kelebihan waktu malam dibandingkan waktu yang lain. Secara kuantitatif, Al-Quran memberikan perhatian lebih dengan pemakaian kata al-lail atau malam hari beserta kata turunannya sebanyak 92 kali. Bisa dibandingkan pemakaian kata an-nahar atau siang sebanyak 57 kali pemakaian, kata as-subh berarti subuh sebanyak 45 kali, kata al-fajr yang berarti 24 kali, kata ad-dhuha berarti matahari sepenggal naik hanya sebanyak 7 kali dan kata al-˜ash atau asar hanya lima kali disebut dalam keseluruhan ayat Al-Qurâan. Konteksnya tentu saja berbeda-beda, namun bisa dipahami jika faktor kuantitas ini pun sejajar dan menyiratkan kualitasnya.

Malam memang lebih bersuasana perenungan, pendalaman dan spiritual. Wajar jika aktivitas seseorang di malam hari akan lebih berkesan tahan lama, berjiwa dan lebih signifikan dalam memberikan warna kepribadian dan jalan hidup seseorang. Lebih-lebih jika aktivitas peribadatan seperti shalat. Janji Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang menghidupkan malamnya dengan shalat tahajud dan amalan nafilah atau sunat lainnya adalah tempat terpuji. Demikian firman-Nya dalam Al-Qurâan surat Al Isra 79. Ikhwan & Akhwat, Imam Ghazali membagi waktu malam menjadi sepertiga untuk tidur, sepertiga untuk shalat dan sepertiga berikutnya untuk amalan wirid sesuai jalan hidup pilihan seseorang. Untuk mereka yang melewati jalan ilmu sepertiga malam sebagai amalan wirid ini diisi dengan kegiatan membaca dan menulis buku. Bagi alim ulama atau pun menyalin dan memahami ilmu yang ditekuni bagi para pelajarnya. Pasti akan berbeda kegiatan orang yang melewati jalur lain, seperti jalan-politik, jalan-dagang, jalan-budaya, jalan-jasa dan sebagainya. sahabat, sudahkah kita mengisi waktu malam-malam kita dengan beribadah ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar